Tuesday, July 10, 2007

sambungan entry--Lagi, Pesta Buku 2007

Di Pesta Buku kali ini saya banyak beli buku fiksi. Sengaja beli bacaan yang ringan2, untuk merilekskan pikir :). Jadi, untuk bulan ini stok novel melimpah :D

1. Jalan Dakwah Muslimah oleh Ali Abdul Halim Mahmud. Buku dakwah kayak gini harus selalu dibaca. Biar semangat dakwah kita nggak luntur :)
2. Fiqih Bayi oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. Ini buku yg pengen saya beli sejak pertama kali lihat di Islamic Book Fair lalu. Terdorong oleh minat besar di dunia bayi :D. Apalagi kalau liat penulisnya, nggak diragukan lagi kualitas isinya.
3. AlHambra oleh Washington Irving. Ini dia novel yang kucari-cari! Begitu saya liat, langsung sambar aja! Harganya 60 ribu. Erm, padahal di Islamic Book Fair lalu 'hanya' sekitar 50 ribu. Tapi, nggak papa lah. Beda dikit. Ngapain ditawar? Buang2 waktu.
4. Dalam Mihrab Cinta oleh Habiburrahman El Shirazy. Ini novel terbaru Kang Abik, jangan sampai ketinggalan.
5. Langit-langit Cinta oleh Najib Khailany
6. Sabda-sabda Cinta oleh Najib Khailany. Saya lagi ngoleksi novel2 Najib Khailany. So, setiap nemu judul baru, wajib beli.
7. Sebab Aku Cinta oleh Nurul F. Huda. Buku yang udah cukup lama. Terbit tahun 2004. Tapi judulnya ini sering saya dengar. Jadi, begitu lihat bukunya, langsung beli deh.
8. Hidangan Nasi Lezat oleh Mary Winata.
"Teteh, Uji mah mau buku ini, Teh!" said adik saya, Fauziah. Kirain dia ngambil buku remaja atau apalah yg sesuai dengan dunianya, eh kok malah beli buku masakan. Adik perempuan saya satu2nya ini emang kayak perempuan (lha, emang diragukan?). Maksudnya gini, dia tuh baru 12 tahun, tapi sisi2 kewanitaanya udah keliatan banget. Suka dandan, pandai masak, pola pikirnya 'cewek banget'. Beda jauh dengan kakaknya yang nggak suka dandan, udah gitu nggak pandai masak, childish pula! (Wah wah wah, mesti belajar ke adik nih).
Buat Sahabat2 yang kemarin belum sempat pergi ke Pesta Buku ini, jangan kuatir. Bulan Agustus nanti ada lagi pesta buku. Biasanya sih di Landmark. Siap2 aja ya. Saya sendiri sepertinya nggak bisa berkunjung :(. Saya KKN sih di sebuah desa nun jauh dari Kota Bandung. Walaupun ada izin pulang, tapi saya males turun gunung :D.
Oh ya, tentang KKN, saya ceritakan nanti saja ya!

Sunday, July 01, 2007

Rihlah Ilallah-Najib Kailany

Prolog
Suatu hari, (saya lupa tanggal, bulan bahkan tahunnya :D) ketika melihat-lihat rak buku Ummu Uswah (my auntie) saya temukan satu novel. Saya heran. Kenapa? Sebab, both Ummu and Abu Uswah rasanya tidak pernah mengkoleksi novel/buku fiksi, kecuali untuk anak-anak mereka. Saya pernah nyangka, bahwa mereka tidak punya selera sastra :D.
Novel itu berjudul Bayang-bayang Hitam oleh Najib Khaelany. Lalu saya baca sedikit biografi sang penulis--yang ternyata aktivis harakah Ikhwanul Muslimin. Setelah membaca ini barulah saya bergumam: "Oo... penulisnya aktivis dakwah toh?! Pantes novel ini ada di koleksi buku Ummu and Abu Uswah!"
Memang kebanyakan buku-buku mereka bertemakan dakwah, harakah, dan tarbiyah.
Pada 5 April lalu, saya beli novel Rihlah Ilallah ini, sebab tertarik oleh tulisannya di novel Bayang-bayang Hitam.
Langsung Ke Inti
Setting yang mendominasi novel ini cukup menyeramkan: di Penjara Perang! Hampir di setiap bab kita akan diakrabkan dengan berbagai bentuk penyiksaan yang ditimpakan kepada para narapidana. Siapakah narapidana itu? Mereka aktivis dakwah Ikhwanul Muslimin (IM). Juga mereka yang hanya dicurigai memiliki hubungan dengan IM.
Ketika membaca bab demi bab tentang bagaimana para 'penguasa penjara' melakukan penyiksaan, ingatan saya tidak lepas dari mantan penghuni penjara dalam kasus yang sama (keterlibatan dengan harakah IM) yang kisahnya telah dibukukan: Perjuangan Wanita Ikhwanul Muslimin, Zainab Al-Ghazali (buku ini diterbitkan oleh Gema Insani Press). Aduh, betapa kondisi penjara yang mencekam, betapa cara menyiksa, cara menginterogasi, cara membuat pengakuan dan lain-lain, adalah PERSIS dengan apa yang dialami oleh Zainab Al-Ghazali (Alm). Saya nggak tau apakah pak Najib Khaelani ini pun pernah mengalami penyiksaan di penjara perang?
Membaca novel ini membuat saya semakin tertarik dan ingin mengenal lebih jauh mengenai Ikhwanul Muslimin dan kiprahnya di medan dakwah. Saya juga jadi ingin membaca kembali sejarah Mesir di masa revolusi dan rezim Gamal Abden Nasser (di sekolah kan nggak diajarin!). Tanpa pengetahuan yang baik tentang IM dan kondisi perpolitikan di masa Gamal Abden Nasser, saya kira novel ini kurang bisa dinikmati :).
Mengenai kisah cinta Athwa dan Nabila (dua tokoh utama novel ini), saya sih kurang tertarik untuk berkomentar. Karena itu semua sepertinya cuma 'bumbu' agar pembaca tidak cepat jemu. Yang paling ingin disampaikan penulis barangkali pesan dakwahnya.
Nah, izinkan saya mengutip kalimat di novel ini:
Ma'ruf menyahut dengan tersenyum, "Sementara kalangan mengira Ikhwanul Muslimin telah berakhir selamanya. Pendapatku pribadi, kafilah terus berjalan. Dan pertempuran terus berlangsung. Dan peperangan terus terjadi sepanjang kehidupan dunia masih ada. Meskipun aku merasakan akan adanya tambahan siksaan dan kezaliman atas diri kita, tetapi aku merasakan kebahagiaan yang tidak sedikit." (p. 245)
Saya setuju dengan perkataan Ma'ruf. Meskipun para Ikhwan disiksa, dizalimi dan dibunuhi, Ikhwanul Muslimin tidak akan pernah berakhir. Semangat dakwahnya terus bersinar, menembus batas-batas geografis, hinggalah menyebar di 70 negara muslim termasuk bumi ini, Indonesia.
Perjuangannya menjadi inspirasi bagi semua harakah islamiyah yang mendambakan tegaknya syariat Islam di muka bumi.
Epilog
Di Islamic Book Fair lalu, saya beli novel Najib Khaelany yang lain: Pengantin sang Dajjal. Melihat penulisnya Najib Khaelany saya sambar aja langsung! Nggak baca-baca sinopsisnya, nggak berpikir dua kali. Ketika istirahat (capek dong mengelilingi puluhan stand) dan makan di lokasi acara, saya baca-baca sinopsisnya. Diperkenalkanlah tokoh didalamnya, Athwa dan Nabila berikut rangkuman kisah mereka. Waaah, ini kan sudah saya baca di novel berjudul Rihlah Ilallah? Kenapa bisa begini?? Kenapa bisa ada dua novel terjemahan dengan judul yang berbeda jauh? Akhirnya saya kembali saja ke stand Pro-U Media. Apakah bisa ditukar dengan buku lain. Alhamdulillah Mas yang ngejaga standnya baik, novel itu boleh ditukar dengan buku lain.
Jadi, kalau Sahabat-sahabat menemukan novel Rihlah Ilallah dan Pengantin sang Dajjal karya Najib Khaelany, nggak usah beli dua-duanya ya! Itu isinya sama aja, hanya beda pernerbit. Rihlah Ilallah diterbitkan oleh Eranovis dan penerjemahnya Habiburrahman El Shirazy sedangkan yang satu lagi entah apa nama penerbitnya yang pasti dari Bandung dan penerjemahnya entah siapa, saya kan nggak sempat baca-baca lebih jauh.
Novel Najib Khaelany yang lain yang udah saya baca: Bayang-bayang Hitam, Wahsyi si Pembunuh Hamzah, dan Karena Angin Cinta. Apakah saya akan mempublish ulasan novel-novel itu disni? Tergantung demand dari Sahabat-sahabat sekalian :D

 

Once in my free time Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by faris vio Templates Image by vio's Notez